Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran yang dilakukan oleh Sanggar Kegiatan Belajar melalui pimpinan dan pengurus dalam membangun mutu Sumber Daya Manusia, program yang dijalankan serta faktor penghambat dan pendukung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan analisis data yang dilakukan dengan teknik reduksi data, penyajian data dan pengambilan kesimpulan serta validitas penelitian menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menggambarkan bahwa Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Banyuasin sudah menjalankan beberapa perannya dengan berbagai program kegiatan dalam membangun mutu sumber daya manusia diantaranya program pendidikan, pelatihan, keterampilan, dan pemberdayaan masyarakat. Beberapa faktor penghambat yang terjadi yaitu kondisi sosial masyarakat sekitar yang kurang mendukung dan kurang antusias terhadap kegiatan yang dijalankan. Sedangkan faktor pendukung yang dijumpai diantaranya sudah tersedianya fasilitas dan sarana pendukung, terdapat dukungan pemerintah setempat serta adanya kerjasama dengan berbagai lembaga masyarakat. Harapan kedepan satuan Sanggar Kegiatan Belajar bisa menjadi contoh bagi lembaga lain yang menjalankan progam Pendidikan Luar Sekolah serta terus meningkatkan kinerja dengan menjalankan berbagai program yang sudah ada sehingga terwujud sumber daya manusia yang bermutu dan berdaya saing. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURNAL COMM-EDUISSN 2622-5492 Print 2615-1480 Online Volume 3 Nomor 3, September 2020271PERAN SANGGAR KEGIATAN BELAJAR SKB SEBAGAISATUAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAMMEMBANGUN MUTU SUMBER DAYA MANUSIAShomedran1, Yanti Karmila Nengsih2, Didi Tahyudun3, Imron A. Hakim41,2,3,4 Pendidikan Masyarakat FKIP Universitas Sriwijaya, Jl. Palembang-PrabumulihKm 32 Indralaya Ogan Ilir1shomed16ut 2yantikarmila 3didi_tahyuddin Juli, 2020; Accepted September, 2020AbstractThe purpose of this study was to identify and describe the role played by the Learning Activity Centerthrough the leadership and management in building the quality of Human Resources, the programsimplemented and the inhibiting and supporting factors. This study uses a qualitative approach withdescriptive methods, data collection using interview techniques, observation and data analysis was performed using data reduction techniques, data presentation andconclusion making and the validity of the research using triangulation techniques. The results of thestudy illustrate that the Banyuasin Regency Learning Activity Center has carried out several roles withvarious activity programs in building the quality of human resources including education, training,skills, and community empowerment programs. Some of the inhibiting factors that occur are the socialconditions of the surrounding community that are less supportive and less enthusiastic about theactivities being carried out. Meanwhile, the supporting factors found include the availability ofsupporting facilities and facilities, local government support and cooperation with various communityorganizations. It is hoped that in the future the Learning Activity Center unit can be an example forother institutions that carry out the Nonformal Education program and continue to improve performanceby running various existing programs so that quality and competitive human resources are The Role of the Learning Activity Center, Nonformal Edcuation, quality of humanresourcesAbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran yang dilakukan olehSanggar Kegiatan Belajar melalui pimpinan dan pengurus dalam membangun mutu Sumber DayaManusia, program yang dijalankan serta faktor penghambat dan pendukung. Penelitian inimenggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, pengumpulan data menggunakan teknikwawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan analisis data yang dilakukan dengan teknik reduksidata, penyajian data dan pengambilan kesimpulan serta validitas penelitian menggunakan tekniktriangulasi. Hasil penelitian menggambarkan bahwa Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Banyuasinsudah menjalankan beberapa perannya dengan berbagai program kegiatan dalam membangun mutusumber daya manusia diantaranya program pendidikan, pelatihan, keterampilan, dan pemberdayaanmasyarakat. Beberapa faktor penghambat yang terjadi yaitu kondisi sosial masyarakat sekitar yangkurang mendukung dan kurang antusias terhadap kegiatan yang dijalankan. Sedangkan faktorpendukung yang dijumpai diantaranya sudah tersedianya fasilitas dan sarana pendukung, terdapatdukungan pemerintah setempat serta adanya kerjasama dengan berbagai lembaga masyarakat. Harapankedepan satuan Sanggar Kegiatan Belajar bisa menjadi contoh bagi lembaga lain yang menjalankanprogam Pendidikan Luar Sekolah serta terus meningkatkan kinerja dengan menjalankan berbagaiprogram yang sudah ada sehingga terwujud sumber daya manusia yang bermutu dan berdaya Kunci Peran Sanggar Kegiatan Belajar, Pendidikan Luar Sekolah, Mutu Sumber Daya Manusia. Shomedran, Nengsih, Tahyudun, Hakim,Peran Sanggar Kegiatan Belajar Skb Sebagai SatuanPendidikan Luar Sekolah Dalam Membangun Mutu Sumber Daya ManusiaHow to CiteShomedran, Nengsih,Tahyudun, Hakim.2020. Peran Sanggar Kegiatan BelajarSkb Sebagai Satuan Pendidikan Luar Sekolah Dalam Membangun Mutu Sumber Community Education Journal3 3, daya manusia merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untukmewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampumengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainyakesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Sumber dayamanusia yang kompeten dan yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk mendukungproduktivitas dan aktivitas agar tujuan perusahaan atau suatu organisasi dapat tercapai dengansempurna. SDM merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yaknibagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saingtinggi dalam persaingan 2003 204 menyatakan bahwa sumber daya manusia menjadi unsur pertama danutama dalam setiap aktifitas yang dilakukan. Untuk mencapai mutu sumber daya manusia yangberkualitas diperlukan sebuah proses belajar dan pembelajaran. Melalui proses belajar makamasyarakat secara bertahap memperoleh kemampuan tersebut. Dengan proses belajar tersebutdiperoleh kemampuan/daya dari waktu ke waktu. Dengan demikian dapat terakumulasikemampuan yang memadai, untuk mengantarkan kemandirian mereka. Terkait dengan SDMjika dilihat dari angka angkatan kerja di Kota Palembang itu diketahui bahwa angka partisipasiangkatan kerja sebesar 62, 27 dan tingkat pengangguran sebesar 8, 20 Sedangkan Kabupaten Banyuasin tingkatpartisipasi kerja tahun 2018 sebesar 66,25 dan tingkat pengangguran sebesar 3,65 pendidikan pendidikan luar sekolah merupakan tempat berbagai kegiatan pembelajaranyang dibutuhkan oleh masyarakat sesuai kebutuhannya dengan pendekatan pendidikanberbasis masyarakat. Lembaga pendidikan luar sekolah sebagai sumber informasi berisiberbagai jenis program pembelajaran yang berguna terutama dalam peningkatan kemampuandalam bidang keterampilan yang berorientasi pada pengembangan potensi sumber dayamanusia setempat melalui pendekatan pendidikan berbasis masyarakat untuk meningkatkanpengetahuan, keterampilan, dan sikap masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial dan yang dimiliki oleh satuan pendidikan luar sekolah dalam rangka pengembangan sumberdaya manusia bagi masyarakat antara lain sebagai tempat bagi terselenggaranya kegiatanbelajar di masyarakat yang tentunya memiliki karakteristik yang berbeda, kemudian wadahpartisipasi aktif bagi anggota masyarakat dalam kegiatan pembelajaran. Di samping itu, satuanpendidikan luar sekolah juga memiliki banyak peran dalam upaya pemberdayaan masyarakatyang perlu di kaji lebih mendalam. Dengan kajian yang mendalam berupa penelitian, nantinyadapat dirumuskan peran apa saja yang dimiliki oleh satuan pendidikan luar sekolah dalammeningkatkan mutu sumber daya Kegiatan Belajar SKB merupakan salah satu satuan pendidikan Pendidikan luarsekolah yang menyediakan layanan pendidikan dan keterampilan untuk meningkatkan mutusumber daya manusia. Berbagai progam yang dijalankan seperti pendidikan kecakakan hidup,pendidikan kesetaraan, pendidikan kepemudaan, pemberdayaan perempuan ataupun bentukpendidikan lain yang bisa diakses oleh masyarakat luas. SKB tersebut keberadaannya sekarangini sangat diperlukan bagi masyarakat dengan sebaran SKB yang ada disetiap Kabupaten/Kota Volume 3, No. 3, September 2020 pp 271-277di provinsi yang ada di Indonesia, termasuk di Sumatera Selatan. Kondisi inilah yang kemudianmembuat peneliti terus melakukan kajian terkait peran satuan pendidikan pendidikan luarsekolah dalam meningkatkan atau membangun mutu sumber daya manusia. Kondisi ini perludilihat dan dideskripsikan fungsi dan tugas serta faktor pendukung dan penghambat satuanSKB ini dalam melakukan peran membangun mutu sumber daya penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatifdengan metode deskriptif kualitatif terhadap fenomena dari aktivitas kegiatan pada setiapprogram yang ada di SKB dalam upaya meningkatkan mutu SDM. Penelitian ini dilakukanpada aspek peran Sanggar Kegiatan Belajar yang ada di sumatera selatan tepatnya di SKBBanyuasin. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada ketertarikan peneliti dan pertimbangansebaran SKB yang ada di Sumatera Selatan serta pertimbangan lain yang lebih objektif untukmeneliti peran satuan Pendidikan luar sekolah. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalahpihak Pengelola atau pengurus SKB, tenaga pengajar/tutor/instruktur dan warga belajar ataumasyarakat serta mitra dari lembaga SKB. Sedangkan pengambilan sumber data atau sampeldalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Sampel pada penelitian ini yakniSKB pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu sesuai dengan kebutuhandalam pengumpulan data, adapun teknik yang dipergunakan yaitu; pengamatan observation,wawancara Interview dan studi dokumentasi. Observasi yang dilakukan peneliti untukmelihat secara alamiah kegiatan yang dilakukan oleh subyek penelitian. Analisis data yangdilakukan dalam penelitian ini adalah model analisis dari Miles dan Huberman dalamSugiyono, 2010337. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif danberlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh meskipunditambah sumber data tidak bisa memberikan informasi yang baru. Aktivitas yang dilakukandalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan DAN PEMBAHASANPeran SKB Banyuasin dalam Membangun Mutu SDMPeran satuan Sanggar Kegiatan Belajar SKB Banyuasin dalam hal ini diimplementasikanmelalui pimpinan lembaga dalam menjalankan tugasnya untuk membangun mutu SumberDaya Manusia. Peran yang dimaksud adalah sebuah konsep tentang tugas seorang pimpinandalam sebuah organisasi dengan indicator peran sebagai pribadi, peran pengambil kebijakandan peran dalam penyampaian program atau informasi. Di SKB Banyuasin dipimpin olehseoarang ketua lembaga yang mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap perkembangan,kemajuan dan operasional kegiatan yang ada di SKB peran pribadi data yang terhimpun bahwa ketua SKB sudah menjalankan peranyadiantaranya melakukan kontrol, koordinasi, bertanggungjawab pada kegiatan dan mengambilkebijakan yang bermanfaat untuk lembaga dan SDM yang ada. Kemudian dalam usaha untukmeningkatkan dan membangun mutu Sumber Daya Manusia, SKB melalui pimpinan yang adatelah melakukan berbagai usaha dengan menjalan program kerja yang bermanfaat bagimasyarakat dan warga binaan di SKB Banyuasin. Program ini juga bisa di akses olehmasyarakat dalam upaya untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi mereka, Shomedran, Nengsih, Tahyudun, Hakim,Peran Sanggar Kegiatan Belajar Skb Sebagai SatuanPendidikan Luar Sekolah Dalam Membangun Mutu Sumber Daya Manusiasehingga kedepan masyarakat lebih berkualitas dan bermutu sehingga bermanfaat SKB memalui pimpinan dan juga semua jajaran yang ada selama ini sudah melakukanprogram kegiatan dalam hal ini dikelompokan menjadi tiga aspek secara umum diantaranyaprogram pemberian pengetahuan melalui pengajaran, program pelatihan dan programpemberdayaan/pengembangan. Dilihat dari program pendidikan yang dimaksud adalahprogram pendidikan kesetaraan dan keaksaraan serta bentuk pendidikan lain. Di SKBBanyuasin terdapat program pendidikan kesetaraan yang terus berkelanjutan hingga saat ini ditujukan kepada masyarakat umum yang membutuhkan pengatahuan danmembutuhkan pendidikan lanjutan, sehingga jika sudah melanjutkan pendidikan maka merekamempunyai peluang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih lain dari membuat dan menjalankan program bidang pelatihan diantaranya melakukanpelatihan atau kursus menjahit bagi warga masyarakat. Kegiatan pelatihan melalui kursus iniadalah upaya nyata yang dilakukan dalam membangun mutu SDM dengan memberikanketerampilan dan bekal bagi mereka ketika di masyarakat, sehingga nanti sertifikat yangditerima bisa dimanfaatkan untuk mencari pekerjaan atau membuka usaha sendiri dengan bekalketerampilan yang dimiliki. Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan mutu SDM lainnyadiantaranya dengan menjalankan program pemberdayaan dan pengembangan masyarakatdengan program Desa Vokasi, Program Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup. Kegiatan inisangat bermanfaat bagi masyarakat sehingga nantinya mereka memperoleh pengetahun danketerampilan yang bermanfaat bagi kondisi tersebut sebagaimana pernyataan Dougherty & Pritchard 1985 dalam Bauer2003 mengemukakan bahwa relevansi suatu peran itu akan bergantung pada penekanan perantersebut oleh para penilai dan pengamat terhadap produk atau outcome yang dihasilkan. Dalamhal ini, strategi dan struktur organisasi juga terbukti mempengaruhi peran dan persepsi peranatau role perception. Secara singkat urian data di atas dapat diberikan simpulan bahwa terdapatbanyak program kerja yang dijalankan oleh SKB. Inilah peran yang dilakukan SKB Banyuasindalam usahanya untuk membangun mutu Sumber Daya Manusia. Program kerja ini sudahdijalankan lembaga dalam upaya pemberian pemahaman dan keterampilan warga masyarakatdan warga belajar satuan SKB yang Dijalan SKB Banyuasin dalam Membangun Mutu SDMKeberadaan pendidikan non formal berkaitan dengan keberadaan lembaga penyelenggarapendidikan satu lembaga penyelenggara pendidikan tersebut adalah SanggarKegiatan Belajar SKB. Sanggar Kegiatan Belajar SKB merupakan Satuan PendidikanNonformal yang mengusung tugas pengembangan model nonformal dan informal di tingkatKabupaten/Kota Anonim, 2013.Berbeda dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM yang merupakan lembagapendidikan bentukan masyarakat, yang dikelola dan dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri,SKB merupakan lembaga pemerintah di bawah Dinas Pendidikan. SKB secara umummempunyai tugas membuat percontohan program pendidikan nonformal, mengembangkanbahan belajar muatan lokal sesuai dengan kebijakan Dinas Pendidikan kabupaten/kota danpotensi lokal setiap daerah. SK Mendikbud RI,Nomor 023/ O/1997 menyebutkan bahwa tugaspokok SKB “Melaksanakan pembuatan percontohan dan pengendalian mutu pelaksanaanprogram Pendidikan Luar Sekolah, berdasarkan kebijakan teknis Direktur Jenderal PendidikanLuar Sekolah, Pemuda dan Olahraga”. Beberapa program pendidikan non formal yangumumnya dilaksanakan di SKB antara lain PAUD, Program pendidikan Kesetaraan, program- Volume 3, No. 3, September 2020 pp 271-277program kecakapan hidup, serta program-program untuk meningkatkan mutu tenagakependidikan non dalam mewujudkan sumber daya yang bermutu, SKB Banyuasin melakukan berbagaiprogam kegiatan yang dijalankan dengan sasaran masyarakat umum atau masyarakat sekitarlembaga sebagi Sumber Daya Manusia yang menjadi sasaran program. Program tersebutdijalankan secara terus menerus sehingga benar-benar mendapatkan hasil yang maksimal. Jenisprogram yang dijalankan pada SKB Banyuasin cukup beragam, setiap tahun terdapat beberapaprogram yang dijalankan. Dalam usaha membangun Mutu SDM maka dimplementasikanmelalui program kegiatan yang dibutuhkan dan bisa dirasakan langsung oleh tujuan adalah agar terjadi perubahan bagi masyarakat terutama yang berkaitan dengantingkat mutu dan kinerja adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Di dalamprogram dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap program dijelaskanmengenai 1 Tujuan kegiatan yang icapai, 2 Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan,3 Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui, 4 Perkiraan anggaran yangdibutuhkan 5 Strategi pelaksanaan. Melalui program maka segala bentuk rencana yang lebihterorganisir dan lebih mudah untuk melihat dari hasil data penilitian bahwa SKB Banyuasin menjalankan berbagai programdalam meningkatkan mutu SDM yang sasarannya, program yang dimaksud diantaranyadibedakan dalam tiga aspek yaitu program berkaitan dengan peningkatan pengetahuan,kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat. Program yang dijalankan ada terdapatpendidikan kesetaraan, pendidikan life skill/kecakapan hidup, program kewiraushaan, programdesa vokasi, program keterampilan dan lain sebagainya. Semua program tersebut dijalankanadalah sebagai usaha pimipinan dan lembaga dalam upaya membantu meningkatkan mutuSDM atau masyarakat yang ikut dalam program yang ditawarkan. Sehingga setelah selesaimenjalani program kegiatan masyarakat diharapkan memperoleh pengetahuan danketerampilan yang berguna bagi mereka di kehidupan sehari-hari atau bahkan berguna untukmeningkatkan kesejahteraan dengan memanfaatkan keterampilan yang Pendukung dan Penghambat SKB Banyuasin dalam Membangun Mutu SDMPada aspek ini terdapat beberapa faktor pendukung yang menjadi kelebihan satuan SKBBanyuasin dalam menjalankan programnya untuk membangun mutu SDM. Terdapat beberapadukungan diantaranya Sarana dan prasarana yang cukup memadai, Masyarakat dan Pemerintahsetempat yang cukup mendukung, Tenaga Pendidik dan Kependidikan yang cukup memadaidan kompeten sesuai dengan kualifikasinya, serta adanya Lembaga Mitra untuk membangunkerjasama dalam pelaksanaan program. Dengan adanya dukungan ini tentu berpengaruh padakeberhasilan suatu program yang sisi lain upaya yang dilakukan lembaga SKB Banyuasin dalam upaya meningkatkan kualitasmutu Sumber Daya Manusia masih terdapat faktor penghambat yang selama ini masihdirasakan seperti masih ada sebagian masyarakat yang kurang menyambut baik program yangditawarkan, tidak semua keterampilan diminati oleh masyarakat sekalipun sudah melaluianalisis kebutuhan masyarakat, mayoritas masyarakat masih berfikir Instan, pemasaran hasilproduk dari unit-unit/kelompok belum maksimal sehingga masyarakat belum percaya, masihkurangnya minat belajar masyarakat terutama pada program pendidikan kesetaraan serta masihada masyarakat belum merasa butuh pendidikan atau Kegiatan Belajar SKB mempunyai tugas melaksanakan program kegiatan belajarluar sekolah, pemuda dan olahraga baik untuk sumber belajar tutor atau fasilitator maupun Shomedran, Nengsih, Tahyudun, Hakim,Peran Sanggar Kegiatan Belajar Skb Sebagai SatuanPendidikan Luar Sekolah Dalam Membangun Mutu Sumber Daya Manusiauntuk masyarakat. Dalam kaitan ini tujuan fungsi seperti yang dikemukakan dalam SuratKeputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 023/ 0/1997 tanggal 20 Februari Utama Sanggar Kegiatan Belajar SKB adalah sebagai pembuatan percontohan danpengendalian mutu pelaksanaan program pendidikan luar sekolah, pemuda dan disimpulkan bahwa pada implementasinya satuan SKB Banyuasin dalam menjalankanberbagai program dalam upaya membangun mutu SDM masih terdapat factor pendukung danpenghambat. Secara umum kedua factor tersebut selama ini masih bisa dikendalikan olehlembaga. Factor penghambat yang menjadi kendala selama ini yang cukup dirasakan adalahmasih banyak masyarakat yang berfikir instan untuk maju atau untuk sejahtera sehingga sedikitkurang antusias dengan kehadiran program yang ditawarkan. Sedangkan faktor pendukungselama ini di SKB Banyuasin yang benar-benar dirasakan diantaranya saat ini sarana sudahsangat mendukung, pemerintah sangat perhatian serta adanya kerjasama dengan mitra dalammenjalankan hasil data penelitian yang diuraikan maka peneliti dapat menyimpulkan secara umumtentang peran SKB Banyuasin dalam upaya membangun atau meningkatkan mutu SDM sudahberjalan dengan baik dengan dibuktikan berbagai dokumen yang ada. Secara rinci aspek yangditeliti dapat disimpulan berikut inia. Peran SKB BanyuasinPeran satuan SKB Banyuasin melalui pimpinan dalam membangun mutu sumber daya manusiasudah dilakukan dengan cukup baik dengan membawa lembaga SKB menjalankan perannya dimasyarakat. Lembaga SKB melalui pimpinan dalam menjalankan program seperti peran dalampengambilan keputusan yang mementingkan kebutuhan masyarakat. SKB dalam hal inisebagai wadah untuk kegiatan belajar masyarakat dengan program yang dijalankan, tentumempuyai peran yang cukup baik untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Sebagai wadahpusat kegiatan belajar masyarakat, SKB memberikan perannya dengan memberikan program-prorgam seperti pelatihan, kursus, pendidikan, pemberdayaan dan pengembangan sertaprogram Program yang Dijalankan SKB Banyuasin dalam Membangun Mutu SDMSebagaimana sebuah lembaga yang professional, maka SKB Banyuasin memiliki rencana kerjayang sistematis dan terstruktur. Jenis program yang dijalankan pada SKB Banyuasindiantaranya adalah program PAUD dan sejenisnya, Keaksaraan dasar, keaksaraan usahamandiri, pendidikan kesetaraan, berbagai kursus, program PKW, Desa Vokasi, program PKHpembuatan jumputan dan program taman bacaan atau pojok Faktor Pendukung dan Penghambat SKB Banyuasin dalam Membangun Mutu SDMTerdapat beberapa faktor pendukung diantaranya Sarana dan prasarana yang memadai,Masyarakat dan Pemerintah setempat yang cukup mendukung, Tenaga Pendidik danKependidikan yang cukup memadai dan kompeten, serta adanya Lembaga Mitra untukmembangun kerjasama dalam pelaksanaan program. Dengan adanya dukungan ini tentuberpengaruh pada keberhasilan suatu program yang dijalankan. Tetapi kemudian masih adaterdapat faktor penghambat yang selama ini dirasakan seperti ada sebagian masyarakat yangkurang menyambut baik program yang ditawarkan, tidak semua keterampilan diminati olehmasyarakat sekalipun sudah melalui analisis kebutuhan masyarakat, mayoritas masyarakatmasih berfikir Instan, pemasaran hasil produk dari unit-unit/kelompok belum maksimalsehingga masyarakat belum percaya, masih kurangnya minat belajar masyarakat terutama pada Volume 3, No. 3, September 2020 pp 271-277program pendidikan kesetaraan serta masih ada masyarakat belum merasa butuh pendidikanatau TERIMA KASIHDalam menyelesaikan artikel ini tentu berbagai pihak juga terlibat, untuk itu penulismengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah terlibat baik itu tim penulis,pihak kampus maupun pihak instansi/lembaga lokasi PUSTAKABangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Pendidikan Nasional, 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. TentangSistem Pendidikan Nasional. Jakarta 1991. Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1991. Tentang Pendidikan Luar SekolahPLS. Jakarta Malayu 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. JakartaBumi Mustofa. 2009. Pendidikan Non Formal Pengembangan Melalui Pusat KegiatanBelajar Masyarakat PKBM Di Indonesia Sebuah Pembelajaran Dari KominkanJepang. Bandung Nomor 4 tahun 2016 Tentang Pedoman Alih Fungsi Sanggar Kegiatan BelajarSatuan Pendidikan Dirjen PAUD dan Dikmas Nomor 1453 tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis SatuanPendidikan Nonformal Sanggar Kegiatan Donni Juni. 2014. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya AlfabetaSedarmayanti. 2010. Manajemen Suber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan ManajemenPNS. Bandung PT Rafika 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R& AlfabetaSudjana, D. 2000. Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah danPengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung Fallah Pengembangan Instrumen untuk menganalisis Keefektifan SKB di KalimantanSelatan. Volume 7 Desember 2007, h lm. Diakses pada tanggal 28 maret diakses pada tanggal 28 Diakses pada tanggal 28 maret2019. ... Namun kondisi yang terjadi minimnya partisipasi warga belajar. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Shomedran, bahwa terdapat penghambat dalam kondisi sosial masyarakat yang kurang mendukung Shomedran & Karmila Nengsih, 2020. ...Ahmad Irfanza Yunindyawati YunindyawatiZulfikri SulemanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses dan bentuk pengembangan kapasitas kelembagaan pada Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Banyuasin. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan, proses pengembangan kapasitas kelembagaan pada Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Banyuasin dapat diketahui melalui faktor-faktor dari pengembangan kapasitas seperti komitmen bersama, kepemimpinan yang kondusif, reformasi kelembagaan serta pengakuan kelebihan dan kelemahan yang dimiliki. Selain itu, bentuk pengembangan kapasitas pada Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Banyuasin ialah memberikan pengetahuan dan peningkatan keterampilan bagi para pegawai pada tingkat sumber daya manusia. Pada tingkat pengembangan fisik yakni adanya struktur organisasi yang jelas sesuai dengan tupoksi para pegawai, penggunaan anggaran, serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Pada tingkat proses operasional organisasi. Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Banyuasin sudah menerapkan sikap saling menghargai dan adanya kekeluargaan sehingga menciptakan budaya kerja yang baik dengan memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin untuk menjadi lembaga yang efektif, efisien dan berkelanjutan.... That is why out-of-school education was developed to complement rather than compete with the educational system. Out-of-school education provides access to a variety of types and patterns of education and teaching for those who do not have access to opportunities through the school system, as well as those who have completed school programs but require additional skills and attitudes not available through the school system Shomedran & Karmila Nengsih, 2020. Non-formal education leads to national education's main goal of educating the nation's life, namely developing humans, namely humans who believe and fear God Almighty, have noble character, have the ability and skills, are physically fit and independent, and have a sense of social and national responsibility Elihami & Suparman, 2020. ...Rosmawati HarahapSutikno Sutikno Saiful Anwar MatondangNon-formal schooling was affected during the Covid-19 pandemic. The goal of this study was to look at how digital technology may be used in the Non-Formal Education Program. We looked at how digital technology is transforming traditional labor structures and transitioning them to online models using a literature study. According to the data, digital technology has an influence on home learning LFH. Because of the advent of digital technology, students are utilizing online programs to replace face-to-face educational paradigms. Both the non-formal and formal education models have benefits, such as instructors' digital competency in building online course programs, knowledge of parents' digital modes, and the potential of students' networks to study with digital devices. The right technique for all schooling must be devised. However, it has various flaws, including low motivation and poor skill development if not used in conjunction with the appropriate approach. As a result, for the online learning process to be successful, especially in non-formal education, the correct method must be Sumber Daya ManusiaWilson BangunBangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Nomor 20 TahunNasional Departemen PendidikanDepartemen Pendidikan Nasional, 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta Pemerintah No. 73 tahun 1991. Tentang Pendidikan Luar Sekolah PLSDepdiknasDepdiknas. 1991. Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1991. Tentang Pendidikan Luar Sekolah PLS. Jakarta Sumber Daya Manusia Edisi RevisiMalayu S P HasibuanHasibuan, Malayu 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta Bumi Non Formal Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM Di Indonesia Sebuah Pembelajaran Dari Kominkan JepangMustofa KamilKamil, Mustofa. 2009. Pendidikan Non Formal Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM Di Indonesia Sebuah Pembelajaran Dari Kominkan Jepang. Bandung dan Pengembangan Sumber Daya ManusiaDonni PriansaJuniPriansa, Donni Juni. 2014. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung AlfabetaManajemen Suber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen PNSSedarmayantiSedarmayanti. 2010. Manajemen Suber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen PNS. Bandung PT Rafika Penelitian Pendidikan Pendekatan KuantitatifSugiyonoSugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung AlfabetaManajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya ManusiaD SudjanaSudjana, D. 2000. Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung Fallah Production.
Menjelaskanhubungan antara tindakan, motif, dan prinsip ekonomi dalam pasar, perkantoran, pertanian! SD Matematika Bahasa Indonesia IPA Terpadu Penjaskes PPKN IPS Terpadu Seni Agama Bahasa Daerah
MYMul Y19 Desember 2021 0317PertanyaanSetiap hari selasa, ibu Putri datang lebih awal kesekolah untuk menjalankan tugas sebagai guru piket. Ia memantau kebersihan lingkungan sekolah yang dilakukan oleh siswa yang mendapat giliran untuk piket. Selain itu, ia juga bertugas untuk membunyikan bel dan juga memberikan sanksi kepada siswa yang terlambat datang kesekolah. Sanksi yang diberikan ibu Putri yaitu melakukan kebersihan, seperti menyapu halaman, membersihkan sampah, mengepel lantai kelas dan lain sebagainya. Sanksi yang diberikan ibu Putri terbukti cukup efektif, terlihat dari semakin sedikitnya siswa yang terlambat. Berdasarkan wacana di atas, Apa pendidikan yang secara tidak langsung diajarkan oleh Ibu Putri?Analisislah hubungan antara tindakan anggota sanggar akar dengan kegiatan pendidikan! 1rb+0Belum ada jawaban 🤔Ayo, jadi yang pertama menjawab pertanyaan ini!Mau jawaban yang cepat dan pasti benar?Tanya ke ForumBiar Robosquad lain yang jawab soal kamuRoboguru PlusDapatkan pembahasan soal ga pake lama, langsung dari Tutor!Temukan jawabannya dari Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!ALIHFUNGSI UNIT PELAKSANA TEKNIS SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN SANGGAU MENJADI SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN SANGGAU. Tanggal Upload. 20/Sep/2020. Nomor. 3. Tahun. 2017. Jenis. Peraturan Bupati. Status. Berlaku. Penandatangan. Kepala Bagian Hukum dan HAM Sekretariat Daerah Kab. Sanggau. Tempat . SANGGAU 26 Contoh Penelitian Tindakan Kelas SD Format Terbaru - Pada kesempatan ini, kami akan kembali mengulas serta berbagi mengenai penelitian tindakan kelas atau yang jamak disebut dengan PTK. Bagi Anda yang sedang membutuhkan referensi untuk dalam menyusun PTK, entah itu untuk kenaikan pangkat dan golongan maupun untuk referensi penyusunan tugas akhir ataupun skripsi, postingan ini bisa dijadikan sebagai referensi. Selamat membaca!Pengertian PTKPTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Sementara itu, dilaksanakannya PTK di antaranya untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau pengajaran yang diselenggarakan oleh guru/pengajar-peneliti itu sendiri, yang dampaknya diharapkan tidak ada lagi permasalahan yang mengganjal di Penelitian Tindakan Kelas SDAda beberapa alasan mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesional seorang guru PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap yang dia dan muridnyaPTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktis, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneniliti di melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru sematamata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di PTK tidak menggangu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu hasil instruksional; mengembangkan keterampilan guru; meningkatkan relevansi; meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas Penelitian Tindakan Kelas PTK memiliki karakteristik yang relatif agak berbeda jika dibandingkan dengan jenis penelitian yang lain, misalnya penelitian naturalistik, eksperimen survei, analisis isi, dan sebagainya. Menurut Richart Winter ada enam karakteristik PTK, yaitu kritik reflektif, 2 kritik dialektis, 3 kolaboratif, 4 resiko, 5 susunan jamak, dan 6 internalisasi teori dan praktek Winter, 1996. Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan secara singkat karakteristik PTK Refleksi; salah satu langkah di dalam penelitian kualitatif pada umumnya, dan khususnya PTK ialah adanya upaya refleksi terhadap hasil observasi mengenai latar dan kegiatan suatu aksi. Hanya saja, di dalam PTK yang dimaksud dengan refleksi ialah suatu upaya evaluasi atau penilaian, dan refleksi ini perlu adanya upaya kritik sehingga dimungkinkan pada taraf evaluasi terhadap Dialektis; dengan adanyan kritik dialektif diharapkan penelitian bersedia melakukan kritik terhadap fenomena yang ditelitinya. Selanjutnya peneliti akan bersedia melakukan pemeriksaan terhadap a konteks hubungan secara menyeluruh yang merupakan satu unit walaupun dapat dipisahkan secara jelas, dan, b Struktur kontradiksi internal, maksudnya di balik unit yang jelas, yang memungkinkan adanya kecenderungan mengalami perubahan meskipun sesuatu yang berada di balik unit tersebut bersifat di dalam PTK diperlukan hadirnya suatu kerja sama dengan pihak-pihak lain seperti atasan, sejawat atau kolega, mahasiswa, dan sebagainya. Kesemuanya itu diharapkan dapat dijadikan sumber data atau data sumber. Mengapa demikian? Oleh karena pada hakikatnya kedudukan peneliti dalam PTK merupakan bagian dari situasi dan kondisi dari suatu latar yang ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai pengamat, tetapi dia juga terlibat langsung dalam suatu proses situasi dan kondisi. Bentuk kerja sama atau kolaborasi di antara para anggota situasi dan kondisi itulah yang menyebabkan suatu proses dapat dengan adanya ciri resiko diharapkan dan dituntut agar peneliti berani mengambil resiko, terutama pada waktu proses penelitian berlangsung. Resiko yang mungkin ada diantaranya a melesetnya hipotesis dan b adanya tuntutan untuk melakukan suatu transformasi. Selanjutnya, melalui keterlibatan dalam proses penelitian, aksi peneliti kemungkinan akan mengalami perubahan pandangan karena ia menyaksikan sendiri adanya diskusi atau pertentangan dari para kalaborator dan selanjutnya menyebabkan pandangannya Jamak; pada umumnya penelitian kuantitatif atau tradisional berstruktur tunggal karena ditentukan oleh suara tunggal, penelitinya. Akan tetapi, PTK memiliki struktur jamak karena jelas penelitian ini bersifat dialektis, reflektif partisipasi atau kolaboratif. Susunan jamak ini berkaitan dengan pandangan bahwa fenomena yang diteliti harus mencakup semua komponen pokok supaya bersifat komprehensif. Suatu contoh, seandainya yang diteliti adalah situasi dan kondisi proses belajar-mengajar, situasinya harus meliputi paling tidak guru, siswa, tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran, interaksi belajar-mengajar, lulusan atau hasil yang dicapai, dan Teori dan Praktik; Menurut pandangan para ahli PTK bahwa antara teori dan praktik bukan merupakan dua dunia yang berlainan. Akan tetapi, keduanya merupakan dua tahap yang berbeda, yang saling bergantung, dan keduanya berfungsi untuk mendukung tranformasi. Pendapat ini berbeda dengan pandangan para ahli penelitian konvesional yang beranggapan bahwa teori dan praktik merupakan dua hal yang terpisah. Keberadaan teori diperuntukkan praktik, begitu pula sebaliknya sehingga keduanya dapat digunakan dan dikembangkan bersamaBerdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa bentuk PTK benar-benar berbeda dengan bentuk penelitian yang lain, baik itu penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif maupun paradigma kualitatif. Oleh karenanya, keberadaan bentuk PTK tidak perlu lagi diragukan, terutama sebagai upaya memperkaya khasanah kegiatan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan taraf PTK SD Lengkap DocAda empat jenis PTK, yaitu 1 PTK diasnogtik, 2 PTK partisipan, 3 PTK empiris, dan 4 PTK eksperimental Chein, 1990. Untuk lebih jelas, berikut dikemukakan secara singkat mengenai keempat jenis PTK Diagnostik; yang dimaksud dengan PTK diagnostik ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosia dan memasuki situasi yang terdapat di dalam latar penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila peneliti berupaya menangani perselisihan, pertengkaran, konflik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau Partisipan; suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan penelitan harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak penencanan panelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencacat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil panelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di sekolah seperti halnya contoh pada butir a di atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal sampai berakhir Empiris; yang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaan Eksperimental; yang dikategorikan sebagai PTK eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar-mengajar. Di dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan Penelitian Tindakan KelasBanyak model PTK yang dapat diadopsi dan diimplementasikan di dunia pendidikan. Namun secara singkat, pada dasarnya PTK terdiri dari 4 empat tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan 1 perencanaan planning, 2 pelaksanaan acting, 3 pengamatan observing, dan 4 refleksi reflecting. Namun sebelumnya, tahapan ini diawali oleh suatu Tahapan Pra PTK, yang meliputiIdentifikasi masalahAnalisis masalahRumusan masalahRumusan hipotesis tindakanTahapan Pra PTK ini sangat esensial untuk dilaksanakan sebelum suatu rencana tindakan disusun. Tanpa tahapan ini suatu proses PTK akan kehilangan arah dan arti sebagai suatu penelitian ilmiah. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan guna menuntut pelaksanaan tahapan PTK adalah sebagai berikut yang memprihatinkan dalam proses pembelajaran?Mengapa hal itu terjadi dan apa sebabnya?Apa yang dapat dilakukan dan bagaimana caranya mengatasi keprihatinan tersebut?Bukti-bukti apa saja yang dapat dikumpulkan untuk membantu mencari fakta apa yang terjadi?Bagaimana cara mengumpulkan bukti-bukti tersebut?Jadi, tahapan pra PTK ini sesungguhnya suatu reflektif dari guru terhadap masalah yang ada dikelasnya. Masalah ini tentunya bukan bersifat individual pada salah seorang murid saja, namun lebih merupakan masalah umum yang bersifat klasikal, misalnya kurangnya motivasi belajar di kelas, rendahnya kualitas daya serap klasikal, dan lain-lain. Berangkat dari hasil pelaksanaan tahapan Pra PTK inilah suatu rencana tindakan Contoh Penelitian Tindakan Kelas SD Kelas 1 2 3 4 5 dan 6 A Pengertian Pendidikan dan Masyarakat. 1. Pendidikan. Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya sebagai individu dan masyarakat. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan Sanggar Akar Menekankan untuk saling berbagi Pendidikan bukanlah pembelajaran yang berada di gedung yang mentereng dan ber-AC. Pendidikan mestinya dapat menyentuh masyarakat yang berada pada lapisan arus bawah. Di antara mereka yang membutuhkan perhatian adalah anak-anak jalanan. Anak-anak jalanan merupakan anak–anak yang termarjinalkan dan terpinggirkan di Ibu Kota. Rata-rata mereka anak-anak yang lahir dari keluarga yang tidak mampu atau berekonomi lemah. Sehingga banyak dari anak-anak tersebut yang tidak terpenuhi hak-haknya dari pemerintah terutama pada bidang pendidikan. Berawal dari itulah, Institut Sosial Jakarta ISJ membuat program pendampingan anak jalanan. Pada tahun 1989, divisi pendampingan anak ISJ mengadakan pendidikan alternatif bagi anak-anak jalanan. Para aktivis dari ISJ datang ke terminal-terminal untuk memberikan pendidikan dan pengajaran terhadap anak-anak jalanan. Dalam perkembangannya, pada tahun 2000 Sanggar Akar lepas dari ISJ dan mengelola manajemen sendiri. Sehingga pada tahun 2004, Sanggar Akar sudah memiliki ruangan dan bangunan sendiri sebagai sarana belajar dan bermain bagi anak-anak di sanggar tersebut. Sebelumnya, sanggar yang menampung anak-anak jalanan ini, berpindah-pindah kontraka. Pertama kali mereka menempati kontrakan di wilayah Kampung Melayu. Di sana mereka ditolak karena dianggap mengganggu ketentraman warga sekitar. Memang ada saja ulah dari anak-anak jalanan itu yang tangannya usil mengambil barang masyarakat sekitar. Kemudian mereka pindah ke Gang Usaha, di bilangan Dewi Sartika. Akhirnya mereka kini menempati dan bermukim di Jl. Inspeksi Saluran Jatiluhur Cipinang Melayu Gudang Seng, Jakarta Timur . Sanggar anak jalanan ini, dinamakan Sanggar Akar. Nama akar sendiri diambil dari akar filosofi pohon. "Nama akar bagi sanggar ini merupakan filosofi dari sebuah pohon. Akar itu tempat air dan berpijak bagi pohon, sehingga pohon bisa hidup dan kokoh. Sanggar ini juga dimaksudkan untuk begitu, agar anak-anak yang berada disanggar ini bisa menjadi kokoh dan mandiri dalam mengarungi kehidupan mereka. Itulah harapan bagi pengurus di Sanggar Akar kepada anak didiknya" ujar Kus salah seorang pengurus Sanggar Akar kepada Baitul Muslimini. Berbagi Sesama Berbagi sesama merupakan sesuatu hal yang baik, apalagi berbagi kepada orang yang tidak memiliki. Begitulah yang diajarkan Sanggar Akar kepada anak-anak didiknya. "Nilai yang dipedomani di sanggar akar ini adalah saling berbagi, kami mengajarkan kepada anak didik kami untuk saling berbagi”, ujar Kus. Untuk meningkatkan kualitas SDM, mereka diberi tambahan skill dan ilmu pengetahuan. Banyak para volunter yang terpanggil untuk memberikan ilmu melalui workhshop. “Kita mengadakan workshop di sekolah-sekolah dasar dan menengah yang formal. Dan program ini mempunyai dua tujuan yaitu pertama untuk saling berbagi dan yang kedua menumbuhkan rasa percaya diri anak-anak terhadap lingkungan, sehingga stigma negatif yang berada pada anak-anak step by step bisa hilang dengan adanya program ini”, tambah Kus kepada Baitul Muslimin. Mendidik anak yang biasa turun ke jalanan memang tidak mudah, tetapi itulah tantangan tersendiri bagi pengurus sanggar Akar dalam mendidik anak-anak jalanan tersebut. "Memang mendidik anak jalanan tidak mudah. Oleh karena itu, mereka masih diperbolehkan untuk turun ke jalanan sekadar mengamen untuk menambah uang jajan mereka" kata Kus yang mengurusi bidang umum di sanggar Akar. Dukungan dan dana merupakan salah satu faktor yang penting bagi sebuah lembaga pendidikan. Begitu pula dengan Sanggar Akar setelah lepas dari ISJ pada tahun 2000. Manajemen dan dana harus ditanggung oleh Sanggar Akar. "Untuk dana sampai saat ini kita belum mempunyai sumber dana tetap, dan dana yang kita peroleh sampai saat ini masih dari dana masyarakat luas. Dan menurut kami dana itu bukanlah suatu prioritas, yang penting dari kami adalah dukungan dari masyarakat. Diantaranya adanya volunter yang mengajari anak-anak sanggar. Ini merupakan dukungan yang penting bagi kami" kata pria yang sudah tujuh tahun mengabdi di Sanggar Akar Pembelajaran Dialogis Dunia pendidikan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan. Tidak terkecuali Sanggar Akar menjadikan pendidikan sebagai inti dari kegiatannya. Kegiatan yang dilakukan di sangar akar lebih ditekankan kepada pendidikan akademis dan workshop. Pendidikan akademis lebih ditekankan kepada pendidikan formal seperti di sekolah-sekolah yang lain. Mereka di beri pelajaran dan materi. Namun, kesannya jauh dengan sekolah formal. Model pembelajaran yang dilakukan lebih kepada pembelajaran dialogis, anak bebas untuk berekspresi. Proses belajar ini juga di bantu dengan para relawan. Selain dari pada kegiatan akademis, sanggar akar juga mengadakan workshop. Kegiatan workshop selain daripada diikuti anak-anak didik Sanggar Akar yang bermukim di bangunan tersebut, juga diikuti anak-anak dari luar. Workshop di sanggar akar biasanya diikuti 100 anak, dan meliputi kegiatan teater, jurnalistik, seni musik, seni rupa. Anak-anak bebas berkreasi untuk mengembangkan bakat mereka, sehingga mereka bisa menumpahkan bakat dan minat mereka pada bidang-bidang tersebut. Untuk menumbuhkan kemandirian anak-anak didik, Sanggar Akar juga mengadakan kegiatan dinamika harian, di mana kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan rasa memiliki pada sanggar tersebut. "Salah satu kegiatan yang ditekankan di sanggar ini yaitu dinamika harian. Program ini bertujuan untuk melatih kemandirian anak-anak didik. Mereka memasak, mengelola dan menjaga bangunan ini, sehingga program ini juga menumbuhkan rasa memiliki pada diri anak-anak terhadap sanggar ini" kata Kus, pria yang sudah mengabdi di sanggar akar sejak tahun 2002 kepada Baitul Muslimin Sanggar Akar telah menunjukkan komitmennya untuk mencetak anak didik yang berkualitas di tengah keterbatasan. Di antaranya adalah pembelajaran nilai berbagi sesama, yang diharapkan dapat membangun kepedulian kepada sesama, terutama mereka yang tertindas.[]
Kategori Produk Hukum Daerah: Judul: Pembentukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok, Uraian Tugas Jabatan Dan Tata Kerja Sanggar Kegiatan Belajar Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas
bsampai dengan huruf d, diselenggarakan melalui sanggar-sanggar budaya diantaranya : a. Sanggar Tari; b. Sanggar Jaipong; c. Sanggar Topeng; d. Sanggar Wayang Golek dan Wayang Kulit; dan e. Sanggar Ajeng, Pasal 9 Pelestarian Kebudayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 diselenggarakan melalui Kegiatan ekstrakurikuler wajib terutama dalam seni